Oleh : Dedet Zelthauzallam
Pemilu
2004 merupakan hal yang sangat bersejarah bagi pemerintah Indonesia yang untuk
pertama kali memberikan kekuasaan kepada rakyat untuk menggunakan hak pilihnya
secara langsung, bebas dan rahasia. Ini merupakan cerminan bahwa Indonesia
menganut sistem demokrasi, dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Sebelumnya, hak pilih yang dimiliki oleh rakyat hanya diwakili oleh MPR/DPR.
Partai
pemenang pemilu legislatif 2004 adalah Golkar. Golkar mengalahkan PDIP dalam
pemilu legeslatif tingkat pusat. Ini berarti pemilu 2004 masih didominasi oleh
partai lama. Hal ini wajar karena rakyat belum ada pengetahuan tentang
bagaimana memilih dengan baik. Mereka hanya mengenal pohon beringin yang
berwarna kuning dan banteng yang warna merah. Faktor tersebutlah membuat mereka
mencoblos kedua partai tersebut dalam pemilu legislatif sehingga mereka
mendulang suara terbanyak.
Kejutan
terjadi dalam pemilihan presiden 2004 dimana calon-calon presiden dari partai
pemenang pemilu tidak mampu mendulang suara terbanyak. Bayangkan saja Susilo
Bambang Yudhoyono bisa mengalahkan Wiranto yang diusung Golkar dan Megawati
yang diusung oleh PDIP menuju kursi RI-1. Hal ini menunjukkan bahwa kemenangan
partai tidak berbanding lurus dengan kemenangan calon yang diusung. Jadi partai
pemenang tidak bisa menjamin calon yang diusungnya akan menang.
Pada
pemilu 2009 juga terjadi kejutan dimana Partai Demokrat yang dipimpin oleh SBY
memenangkan pemilu dengan memperoleh suara sebesar 20,85% jauh meninggalkan
Golkar diurutan kedua yang hanya memperoleh suara sebesar 14,45%. Dengan
kemenangan ini SBY akan lebih tenang
menghadapi pemilu presiden untuk mengamankan posisi RI-1. Hasilnya dalam
pilpres 2009, SBY tetap naik menjadi presiden untuk kedua kalinya.
Dari
pemilu 2004 dan 2009 bisa dikatakan bahwa pemilih yaitu rakyat tidak terlalu
mementingkan partai politik mana yang akan dipilih tetapi lebih menjurus kepada
tokoh atau figur yang ada di partai. SBY sebagi figur yang dinilai oleh rakyat
lebih baik dari yang lainnya bisa memenagkan dua kali pemilu presiden. Dan
berkat kepopuleran SBY juga partai Demokrat bisa menjadi pemenang pemilu 2009.
Pemilu
2004 dan pemilu 2009 setidaknya menjadi pelajaran bagi parpol yang akan berlaga
dipemilu 2014 mendatang. Ditengah-tengah krisis kepercayaan publik terhadap
parpol maka parpol harus menjawab hal tersebut dengan menghadirkan figur yang
bisa diterima oleh rakyat. Figur yang dibutuhkan saat ini oleh masyarakat
adalah figur yang mengerti dan memahami kebutuhan rakyat. Andaikan parpol bisa
memilih dan memiliki figur yang sesuai dengan harapan rakyat maka parpol
tersebut bisa menang dan akan merebut RI-1. Janji yang akan diumbar oleh parpol
tidak akan berarti apa pun andaikan parpol tersebut tidak memiliki figur.
No comments:
Post a Comment