Oleh : Dedet Zelthauzallam
Pemilu
2014 semakin dekat. Hal ini membuat banyak pejabat negeri ini sibuk dengan urusan
partainya. Dari presiden, menteri, anggota legislatif, gubernur,
bupati/walikota sibuk mengurus partainya. Para pejabat sampai-sampai tak tahu
kapan mengurus pemerintahan dengan partainya. Tugas pemerintahan dianaktirikan
oleh para politukus di negeri ini.
Paradigma
berpikir para pemangku jabatan di negeri ini sangatlah salah. Mereka lupa dengan
tugas pokoknya demi kepentingan partainya. Sangatlah disayangkan sikap para
politikus sebagai pemegang kekuasaan ini. Mengingat tujuan utama mereka adalah
memberikan pelayanan kepada masyarakat sampai habis masa jabatannya. Tetapi
amanah yang diberikan pada mereka tidak dijalankan dengan baik. Perlukah kita
memberikan amanah kepada mereka lagi?
Presiden
sebagai kepala pemerintahan hendaknya harus menjadi contoh, tetapi malah
sebaliknya. Saat ini Presiden SBY disibukkan dengan partai demokrat. SBY mengambil
alih roda kendali partai demi penyelamatan partai. Kalau sudah kepala
pemerintahnya begini bagaimana dengan bawahannya. Pasti dari menteri sampai
jabatan paling dasar akan sibuk dengan mengurus partainya. Kalau mereka sibuk
dengan partainya masing-masing, terus siapa lagi yang mengurus roda
pemerintahan ini? Apa jadinya pemerintahan di negeri ini kalau para petingginya
semua menyibukkan dirinya dalam partainya.
Disisa
waktu jabatan Kabinet Indonesia Bersatu II yang dipimpin oleh SBY, akan
berjalan tidak efektif dan tanpa arah. Mengingat para menterinya banyak dari
petinggi partai. Kebijakan yang akan diambil bukan lagi untuk kepentingan umum
tapi akan lebih untuk kepentingan partainya.
Praktek KKN sangat rawan menjelang pemilu 2014
ini. Semua pihak khususnya penegak hukum maupun LSM harus tetap mengawas
pemerintahan demi masa depan bangsa ini.
No comments:
Post a Comment