Planning
atau perencanaan
ialah suatu rangkaian persiapan tindakan untuk mencapai tujuan. Perencanaan
merupakan pedoman, garis-garis besar atau petunjuk-petunjuk yang harus dituruti
jika menginginkan hasil yang baik sebagaimana direncanakan.
Pertama-tama
harus memusatkan apa yang ingin dikerjakan, tujuan jangka pendek dan tujuan
jangka panjang untuk organisasi serta memutuskan alat apa yang akan digunakan
untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam rangka melakukan hal tersebut, ia harus
meramalkan sejauh mana kemungkinan tersebut dapat dicapai, baik dilihat dari
asep ekonomi, sosial maupun lingkungan politik tempat organisasi berorganisasi
serta dihubungkan dengan sumber-sumber yang ada untuk mewujudkan rencana
tersebut. Perencanaan juga mencakup fungsi budgeting,
sebab budget merupakan rencana
pengeluaran sejumlah uang untuk melakukan suatu tujuan.
1.
Pengertian
Perencanaan
Untuk mengetahui dan memahami hakekat
perencanaan, maka kita perlu mengetahui pengertian atau definisinya, di
antaranya :
a. George
R. Terry: Perencanaan adalah pemulihan fakta-fakta dan usaha
menghubung-hubungkan antara fakta yang satu dengan yang lain, kemudian membuat
perkiraan dan peramalan tentang keadaan dan perumusan tindakan untuk masa yang
akan datang yang sekiranya diperlukan untuk menghendaki hasil yang dikehendaki.
b. Harold
Koontz dan O’Donnell: Perencanaan adalah tugas seorang manajer untuk menentukan
pilihan dari berbagai alternatif, kebijaksanaan, prosedur dan program.
c. W.
H. Newman: Perencanaan adalah suatu penngambilan keputusan pendahuluan mengenai
apa yang harus dikerjakan dan merupakan langkah-langkah sebelum kegiatan
dilaksanakan.
d. Dr.
SP. Siagian MPA.: Perencanaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses
pemikiran dan penentuan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan di masa
yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Dari
penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan
kegiatan menetapkan, merumuskan tujuan dan mengatur pendaya-gunaan manusia,
material, metode dan waktu secara efektif dalam rangkan pencapaian tujuan.
Widjojo dalam Lembaga Administrasi Negara (1985: 31),
menjelaskan sebagai berikut : Perencanaan
pada asasnya berkisar pada dua hal :
1) Penentuan
pilihan secara sadar mengenai tujuan-tujuan konkret yang hendak dicapai dalam
jangka waktu tertentu atas dasar nilai-nilai yang dimiliki masyarakat yang
bersangkutan.
2) Pilihan
di antara cara-cara alternatif yang efesien serta rasional guna mencapai
tujuan-tujuan tersebut, baik untuk penentuan tujuan yang meliputi jangka waktu
tertentu maupun bagi pemilihan cara-cara tersebut diperlukan ukuran-ukuran atau
kriteria-kriteria tertentu yang terlebih dahulu harus dipilih pula.
2.
Tujuan
Perencanaan
Setiap kegiatan organisasi dalam mencapai
tujuan perlu perencanaan yang matang sesuai dengan tujuannya. Hal tersebut
disesuaikan menurut bidang-bidang yang akan dicapai.
Albert Silalahi (1987: 167), menjelaskan
bahwa tujuan perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
adalah jalan atau cara untuk mengantifikasi dan merekam perubahan (a way to anticipate and offset change).
b. Perencanaan
memberikan pengarahan (direction)
kepada administrator-administrator maupun non-administrator.
c. Perencanaan
juga dapat menhindari atau setidak-tidaknya memperkecil tumpang-tindih dan
pemborosan (wasteful) pelaksanaan
aktivitas-aktivitas.
d. Perencanaan
menetapkan tujuan-tujuan dan standar-standar yang akan digunakan untuk memudahkan
pengawasan.
3.
Fungsi-Fungsi
Perencanaan (Planning)
Sejalan dengan apa yang dikemukakan di atas,
maka perlu diketahui fungsi-fungsi dari planning
itu sendiri, yaitu:
a. Menentukan
titik tolak dan tujuan usaha.
Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai sehingga
merupakan sasaran, sedangkan perencanaan adalah alat untuk mencapai sasaran
tersebut. Setiap usaha yang baik harus memiliki titik tolak, landasan dan
tujuannya. Misalnya seseorang ingin pergi dari Bandung ke Surabaya naik kereta
api. Di sini Surabaya merupakan tujuan, sedangkan kereta api merupakan
perencanaan atau alat mencapai sasaran tersebut.
b. Memberikan
pedoman, pegangan dan arah.
Suatu perusahaan harus mengadakan perencanaan apabila
hendak mencapai suatu tujuan. Tanpa perencanaan, suatu perusahaan tidak akan
memiliki pedoman, pegangan dan arahan dalam melaksanakan aktivitas kegiatannya.
Misalnya seorang pilot terbang melintasi Samudera tanpa mengetahui apakah ia
ingin menuju ke Inggris, Belanda atau Australia, maka ia akan berada di dalam
ketidak-pastian.
c. Mencegah
pemborosan waktu, tenaga dan material.
Dalam menetapkan alternatif dalam perencanaan, kita harus
mampu menilai apakah alternatif yang dikemukakan realistis atau tidak atau
dengan kata lain, apakah masih dalam batas kemampuan kita serta dapat mencapai
tujuan yang kita tetapkan. Misalnya suatu perusahaan menetapkan tujuan bahwa
omzet penjualan untuk tahun yang akan datang dinaikkan sebanyak 10%. Untuk itu
ditetapkan alternatif media promosi antara lain radio, majalah dan surat kabar.
Karena keterbatasan dana yang dimiliki, pilihan jatuh pada surat kabar karena
dianggap realitas dan paling ekonomis. Tetapi selain itu, perencanaan yang baik
memerlukan pemikiran lebih lanjut tentang surat kabar apa, hari pertemuannya
dan judul iklan.
d. Memudahkan
pengawasan.
Dengan adanya planning,
kita dapat mengetahui penyelewengan yang terjadi karena planning merupakan pedoman dan patokan dalam melakukan suatu usaha.
Agar dapat membuat perencanaan yang baik, maka manajer memerlukan data-data
yang lengkap, dapat dipercaya serta aktual.
e. Kemampuan
evaluasi yang teratur.
Dengan adanya planning,
kita dapat mengetahui apakah usaha yang kita lakukakn sudah sesuai dengan
tujuan yang ingin kita capai. Sehingga tidak terjadi under planning dan over
planning.
f. Sebagai
alat koordinasi.
Perencanaan dalam suatu perusahaan kadang-kadang begitu
kompleks, karena untuk perencanaan tersebut meliputi berbagai bidang di mana
tanpa koordinasi yang baik dapat menimbulkan benturan-benturan yang akibatnya
dapat cukup parah. Dapat kita misalkan, perjalanan suatu kereta api yang dengan
tanpa adanya koordinasi yang baik, kemungkinan akan terjadi tabrakan atau harus
menunggu terlalu lama pada simpangan-simpangan.
4.
Latar
Belakang Lahirnya Perencanaan
Suatu perencanaan lahir bukanlah secara kebetulan melainkan ada sebab
berupa inisiatif atau prakarsa dari dalam dan luar organisasi. Sebagaimana asal
lahirnya suatu perencanaan meliputi berbagai sumber, antara lain:
a. Policy top management:
puncak pimpinanlah yang mengeluarkan kebijakan diadakannya perencanaan karena
memang merekalah sebagai pemegang policy.
b. Hasil
pengawasan: berdasarkan hasil pengawasan terkumpullah sejumlah data dan fakta
yang dibuat dalam satu perencanaan baru yang memperbaiki atau merombak yang
pernah dilaksanakan.
c. Inisiatif
dari dalam: planning juga dapat lahir
akibat adanya saran-saran dari pihak luar yang mungkin secara langsung atau
tidak langsung, yang mempunyai kepentingan dengan organisasi.
d. Kebutuhan
masa depan: suatu perencanaan dibuat sebagai persiapan masa depan ataupun
menghadapi rintangan dan hambatan yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
lebih bagus lagi tambahi footnote
ReplyDelete