Oleh : Dedet Zelthauzallam
Dalam
Islam setiap manusia adalah pemimpin, paling tidak sebagai pemimpin dirinya
sendiri dan keluarganya. Jadi dengan kata lain semua manusia adalah pemimpin.
Tetapi dalam pertumbuhan dan perkembangan pemimpin (baca manusia) yang makin hari makin banyak jumlahnya membutuhkan
seorang yang mampu mengkoordinir pemimpin-pemimpin (baca manusia) itu agar keadaan tetap aman dan kondusif. Manusia
harus membuat pemimpin dari mereka sendiri atau menunjuk salah satu dari
mereka. Inilah awal mula dari proses adanya pemimpin.
Di
zaman sekarang ini yang disebut pemimpin itu adalah mereka yang duduk dalam
posisi strategi atau tertinggi dalam lembaga organisasi/ pemerintahan, seperti
Bupati, Walikota, Gubernur, Presiden, Direktur, Menejar dan sebagainya. Di
Indonesia yang menganut sistem demokrasi seorang pemimpin dalam pemerintahan
harus dipilih secara langsung melalui suatu proses pemilu. Pemilu ini merupakan
metode yang digunakan untuk mengetahui siapa yang bisa menjadi pemimpin bagi
pemimpin (baca masyarakat).
Setelah
memperhatikan situasi dan kondisi proses pelaksanaan pemilu yang berlangsung di
Indonesia baik di pusat dan daerah, maka untuk bisa menjadi pemimpin politik harus
memenuhi syarat yaitu 3K. 3K yang
dimaksud adalah kemauan, kapabalitas dan kepercayaan. Tiga hal ini, tidak bisa
dipisahkan. Salah satu dari ketiga syarat tersebut harus dimiliki oleh calon
pemimpin politik.
Kemauan
merupakan hal dasar yang harus dimilki oleh setiap orang yang ingin maju
sebagai calon. Setelah memilki kemauan maka hal yang kedua adalah kapabalitas
yaitu kemampuan yang harus dimiliki setiap calon. Baik dari segi intelektual,
sosial dan spritual serta paling penting adalah materiil (uang). Seorang calon
harus memiliki kemampuan dalam bagaimana mendapatkan simpati rakyat sehingga
mampu mendulang suara yang banyak. Uang juga sangat berperan penting, tanpa
modal yang besar akan mengurangi calon tersebut tidak bisa membantu dan
melakukan kegiatan di masyarakat.
Hal
yang terakhir adalah kepercayaan. Kepercayaan ini kita bisa katakan berasal
dari dua aspek yaitu kepercayaan vertikal dan horizontal. Kepercayaan vertikal maksudnya
adalah calon tersebut memang benar sudah ditakdirkan menjadi pemimpin oleh
Allah, Tuhan YME. Sedangkan kepercayaan horizontal adalah rakyat sudah
mempercayakan calon ini menjadi pemimpinnya.
No comments:
Post a Comment