Oleh: Dedet Zelthauzallam
Manajemen
memang menjadi suatu topik yang sangat menarik untuk dibicarakan, apalagi kalau
sudah dikaitkan dengan organisasi. Maju tidaknya suatu organisasi sangat
bergantung dari bagaimana manajemen di dalam organisasi itu. Bengitulah pendapat dari banyak orang.
Manajemen
merupakan suatu proses kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Begitulah devinisi sederhana dari
manajemen. Banyak pendapat para ahli mengenai pengertian manajemen. menurut Hilman,
manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui
kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan
yang sama.
Manajemen
dinilai sangat memiliki posisi yang sangat penting dalam menentukan suatu
proses pencapaian tujuan. Saat ini banyak pemimpin yang hanya menuntut staf/bawahannya
untuk memiliki kemampuan manajemen yang baik. Pemimpin tersebut tidak mau tahu,
hanya mau terima beres. Pemikiran seperti itu sangatlah salah besar, karena top leaderlah yang dituntut lebih mampu
menguasai manajemen dari pada bawahannya.
Kalau
dilihat secara umum, di Indonesia lebih suka menerapkan manajemen kuda mati. Maksudnya
adalah setiap kegagalan yang diterima oleh suatu organisasi pasti kesalahan tersebut
akan ditujukan ke bawahannya. Pemimpin menganggap dirinya selalu benar meskipun
salah.
Banyak contoh di Indonesia yang bisa
digolongkan sebagai manajemen kuda mati . Secara umum saja, pemerintah sering
melakukan rotasi atau istilahnya mutasi
pegawai, tetapi masalah di dalam pemerintahan tidak kunjung bisa
diminimalisir apalagi diselesaikan. Malah lebih menimbulkan banyak persoalan
yang tidak bisa dijawab.
Memang manajemen kuda mati yang sering diterapkan
ini tidak akan bisa menjawab akar permasalahan. Misalnya, turunnya tingkat
pelayanan kepada publik di Rumah Sakit “A”, maka yang perlu diganti bukan
stafnya, tetapi lebih ke pemimpinnya. Contoh lain lagi misalnya di era otda
sekarang ini, suatu daerah di era kepemimpinan si A mengalami kemajuan yang
cukup menjajanjikan, dengan indikator pembangunan dan PAD daerah tersebut semakin
meningkat. Sedangkan setelah si B memimpin pembangunan daerah tersebut bisa
dikatakan stagnan. Akar dari permasalah tersebut adalah lebih ke faktor
pemimpinnya.
Manajemen
kuda mati yang sering diterapkan di Indonesia menjadi budaya yang sangat buruk
bagi keberlangsungan negara ini. Pemimpin yang selalu melempar permasalahan
kepada orang lain atau ke rakyat adalah salah satu contoh dari manajemen kuda
mati. Pemimpin seperti itu tidak boleh memimpin negeri ini. Negeri ini butuh
pemimpin yang memiliki kemampuan manajerial yang luar biasa, supaya sumber daya
baik SDA dan SDM bisa dimanfaatkan untuk hajat semua orang, bukan sekelompok
orang.
No comments:
Post a Comment