BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa
ini, Indonesia berada di era globalisasi. Globalisasi merupakan keterkaitan dan
ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui
perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer dan bentuk-bentuk interaksi
yang lain, sehingga sepertinya batas antara negara tidak ada. Globalisasi ini
juga didukung dengan teknologi yang semakin
canggih, bisa kita lihat bagaimana informasi di penjuru dunia yang satu
dengan lainnya sangat cepat diketahui. Inilah pengaruh dari adanya tehnologi.
Di
era globalisasi ini sepertinya sangat sulit bagi suatu negara untuk melepaskan
diri dengan negara lain. Hubungan antar negara sepertinya menjadi keharusan.
Sehingga apa yang dikatakan oleh Andre Gunder Frunk mengenai teori
ketergantungan depensi tidak akan bisa diaplikasikan dalam keadaan negara saat
ini. Andre Gunder Frunk mengatakan bahwa negara berkembang dan terbelakang
harus memutuskan hubungan dengan negara maju supaya bisa maju.
Indonesia
sebagai bagian dari dunia internasional juga tidak lumput dari namanya pengaruh
luar. Dulu Bung Karno di awal kemerdekaan mengatakan Indonesia harus menjadi
bangsa/negara yang berdikari. Berdikari maksudnya adalah mampu untuk mengolah
dan memajukan wilayah NKRI dengan cara tidak bergantung kepada orang luar
(asing).
Namun
setelah Soekarno digantikan oleh Soeharto, ada perubahan orientasi. Soeharto
sangat membuka peluang asing untuk masuk berinvestasi ke Indonesia. Inilah awal
dari perusahaan asing masuk dalam membangun Indonesia.
Indonesia
bisa dikatakan sebagai negara yang memiliki hubungan yang sangat strategis
dengan negara lain. Banyak organisasi dunia yang diikuti oleh Indonesia,
seperti PBB, APEC dan ASEAN. Dengan masuknya Indonesia keranah organisasi
tersebut maka Indonesia sudah menjadi bagian dari mereka.
1.2 Rumusan Masalah
Dari
latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah sebagai
berikut:
1. Mungkinkah
Indonesia menerapkan teori ketergantungan?
2. Apakah
teori ketergantungan bertentangan dengan teori pembangunan di Indonesia?
1.3 Tujuan
1.2.1 Tujuan
Umum
Untuk lebih mengerti dan memahami tentang
teori pembangunan, khususnya teori ketergantungan.
1.3.2 Tujuan Khusus :
1.
Meningkatkan pengetahuan tentang teori
ketergantungan,
2.
Memberikan pandangan mengenai apakah
Indonesia bisa menerapkan teori ketergantungan atau tidak, dan
3.
Memenuhi tugas dari dosen.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Ketergantungan
2.1.1
Pengertian
Teori Ketergantungan
Dalam
belajar teori pembangunan pastinya dipelajari teori ketergantungan. Teori
ketergantungan dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya Andre Gunder Frunk,
Fernando H. Cardoso, Samir Amin, Paul Baran, Paul Prebisch dan Theotonio Dos
Santos. Ahli ini memiliki pandangan tersendiri mengenai teori ketergantungan.
Namun
teori ketergantungan secara garis besar bisa dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1) Teori
Depensi Klasik
Teori
ini digagas oleh Andre Gunder Frunk, yang menyatakan bahwa kapitalisme global
akan membuat ketergantungan masa lalu dan sekarang oleh karena itu negara yang
tidak maju dan berkembang harus memutuskan hubungan dengan negara maju supaya
negara berkembang bisa maju.
2) Teori
Depensi Modern
Teori ini digagas oleh Fernando Henrigue
Cardoso, teori ini menyatakan bahwa antara negara yang satu dengan lainnya
perlu kerjasama dengan melihat karakteristik histori dari daerah tersebut.
Selain
pandangan ke dua tokoh tersebut juga ada beberapa ahli yang menyatakan tentang
teori ketergantungan. Theontonio Dos Santos membagi tiga bentuk ketergantungan
negara ketiga, yaitu ketergantungan kolonial, ketergantungan
finansial-industrial, ketergantungan tekhnologi-industrial.
Sedangkan pendapat dari Raul Prebisch adalah
negara-negara dibagi atas negara maju (industri) dan terbelakang (pertanian),
yang saling berdagang. Ada negara “pusat” dan negara “pinggiran”. Hubungan
pusat dan pinggiran tak seimbang, tidak saling menguntungkan à ekploitasi.
2.1.2 Kelemahan
dan Kekuatan Teori Ketergantungan
Menurut Robert A. Packenham, teori ketergantungan
itu memiliki kelemahan dan kekuatan. Packenham menyebutkan ada 6 kelemahan dari
teori ketergantungan, antara lain:
1. Menyalahkan hanya kapitalisme sebagai penyebab dari
ketergantungan.
2. Konsep-konsep inti, termasuk konsep ketergantungan
itu sendiri à kurang didefinisikan secara jelas.
3. Hanya didefinisikan sebagai konsep dikotomi.
4. Sedikit sekali dibicarakan tentang proses yang
memungkinkan sebuah negara dapat lepas dari teori tersebut.
5. Selalu dianggap sebagai sesuatu yang negatif.
6. Kurang membahas dengan teori lain (otonomi).
Packenham juga mengatakan disamping kelemahan
terdapat juga kekuatan dari teori ketergantungan, kekuatannya antara lain:
1.
Menekankan aspek
internasional
2.
Mempersoalkan
akibat dari politik luar negeri.
3.
Membahas proses
internal dari perubahan di negara-negara pinggiran.
4.
Menekankan pada
kegiatan sektor swasta dalam hubungannya dengan kegiatan perusahaan-perusahaan multinasional.
5.
Membahas hubungan
antar klas yang ada di dalam negeri.
6.
Mempersoalkan
bagaimana kekayaan nasional ini dibagikan antar klas-klas sosial, antar daerah,
dan antar negara.
2.2 Sistem Pembangunan di Indonesia
Indonesia
sebagai sebuah negara yang digolongkan ke negara berkembang memiliki sistem
pembangunan yang bisa dikatakan berubah-ubah namun tidak bertentangan dengan
dasar negara dan konstitusi. Perubahan puncuk pimpinan menjadi faktor perubahan
sistem yang dianut.
Pada
awal kemerdekaan, di bawah pimpinan Soekarno, sistem yang dianut adalah sistem
pembangunan yang berdikari. Berdikari yang dimaksud adalah Indonesia tidak
boleh terlalu bergantung dengan negara lain, apalagi dengan negara maju seperti
Amerika Serikat atau Uni Soviet. Saat itu, Soekarno menolak untuk berkompromi
dengan negara luar. Sepertinya Soekarno pada masanya memiliki keyakinan yang
kuat dengan kemampuan untuk membangun Indonesia.
Setelah
Soekarno digantikan oleh Soeharto, ada pergeseran, yang awalnya anti terhadap
dunia luar berubah menjadi sangat pro. Ini diperlihatkan dengan membuka peluang
bagi asing untuk berinvestasi menanamkan modal di Indonesia. Di era orde baru
ini menitik beratkan pada pembangunan.
Sedangkan
setelah era reformasi, banyak hal yang berubah. Indonesia sepertinya semakin
membuka diri dengan dunia luar. Banyak persekutuan diikuti oleh Indonesia,
mulai dari PBB, APEC, ASEAN dan lain sebagainnya. Ini dimaksud sebagai jalan
untuk membuka kerjasama antara Indonesia dengan negara lain. Memang di era
globalisasi seperti sekarang ini Indonesia harus mengikuti tren. Teren untuk
berkerjasama dengan dunia internasional.
Sebenarnya
pembangunan nasional Indonesia itu merpakan rangkaian upaya pembangunan yang
berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara
untuk mewujudkan tujuan negara yang tertuang dalam UUD 1945. Dan seluruh
pembangunan yang dilaksanakan tidakboleh bertentangan dengan sila-sila dalam
Pancasila. Jadi inti dari pembangunan Indonesia adalah pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat seluruhnya, dengan Pancasila
sebagai dasar, tujuan dan pedoman pembangunan nasional.
2.3 Faktor Penghambat Penerapan Teori
Ketergantungan di Indonesia
Indonesia
di era globalisasi ini tidak bisa terlepas dari pengaruh luar. Bisa dilihat
bagaimana sikap Indonesia ketika terjadi kekurangan atau kelangkaan kedelai,
daging dan lainnya. Pemerintah Indonesia
melakukan impor. Ini berarti Indonesia sangat tergantung dengan negara lain.
Ada
beberapa komunitas internasional yang diikuti oleh Indonesia, diantaranya:
1. ASEAN
ASEAN
merupakan suatu perkumpulan dari negara-negara di Asia Tenggara. Indonesia
termasuk sebagai salah satu anggota dan menjadi pioner berdirinya ASEAN bersama
Filipina, Malaysia, Singapura dan Thailand. ASEAN ini dibentuk dengan tujuan
untuk memperkuat hubungan internasional antar negara di region Asia Tenggara,
sehingga pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan kebudayaan semakin cepat.
Pastinya
dengan masuknya Indonesia menjadi anggota ASEAN akan menjadi suatu hal yang
sulit bagi Indonesia untuk melepas diri dari kebijakan yang telah disepakati
oleh anggota lainnya. Ini akan menyebabkan teori ketergantungan akan sulit
diterapkan di Indonesia, meskipun menurut Cardoso suatu negara boleh melakukan
hubungan dengan memperhatikan histori dan kedekatan negara (negara tetangga).
Program
AFTA sebagai contoh bahwa Indonesia akan semakin tergantung dengan
negara-negara yang berada di kawasan ASEAN. AFTA (Asean Free Trade Areas) merupakan
wujud dari kesepakatan negara-negara ASEAN untuk membentuk kawasan perdagangan
bebas dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN
menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia.
2. PBB
PBB
merupakan suatu organisasi internasional yang anggotanya hampir seluruh negara
di dunia. Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum internasional,
keamanan internasional, pengembangan ekonomi, perlindungan sosial, hak asasi
dan pencapaian perdamain dunia. Pada tahun 2011, PBB sudah memiliki 193
anggota.
Indonesia
masuk sebagai anggota PBB pada tanggal 28 September 1950. Tetapi, Indonesia
pada tahun 1965 mengundurkan diri dari keanggotaan PBB disebabkan oleh
penolakan Indonesia terhadap diakuinya Malaysia sebagai anggota tetap PBB. Soekarno dengan tegas menyatakan keluar
sebagai anggota PBB. Namun akhirnya Indonesia kembali masuk sebagai anggota
PBB.
Ini berarti Indonesia sangat sulit untuk
keluar dari namanya pengaruh negara lain. Dengan masuknya Indonesia menjadi
anggota PBB, maka mau tidak mau Indonesia harus tunduk dan taan terhadap apa
yang menjadi kebijakan internasional.
3. APEC
APEC
merupakan kerjasama antara negara-negara kawasan Asia-Pasifik. APEC bertujuan
untuk mengukuhkan pertumbuhan ekonomi dan mempererat komunitas negara
Asia-Pasifik. APEC didirikan pada tahun 1989 dan saat ini anggotanya sudah
mencapai 21 negara.
Ini
berarti Indonesia akan semakin bergantung dan sulit untuk melepaskan diri dari
dunia internasional. Sepertinya teori ketergantungan akan tidak bisa diterapkan
di Indonesia.
Dari
beberapa contoh organisasi yang diikuti oleh Indonesia di atas, maka bisa
disimpulkan bahwa Indonesia akan sulit untuk melepaskan diri dari namanya dunia
internasional.
BAB
3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Andre
Gunder Frunk menyatakan bahwa kapitalisme global akan membuat ketergantungan
masa lalu dan sekarang oleh karena itu negara yang tidak maju dan berkembang
harus memutuskan hubungan dengan negara maju supaya negara berkembang bisa
maju. Sepertinya teori ketergantungan akan sulit untuk diterapkan Indonesia,
mengingat Indonesia memiliki ketergantungan terhadap dengan negara lainnya.
Saat
ini, Indonesia masuk dalam beberapa organisasi internasional, seperti PBB,
ASEAN, APEC dan lainnya. Inilah faktor yang menyebabkan Indonesia akan sulit
keluar dari pengaruh dunia internasional. Jadi, teori ketergantungan sangat
sulit dan bisa dikatakan tidak bisa diterapkan di Indonesia.
4.2
Saran
Indonesia
sebagai negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah harus bisa untuk
tidak terlalu bergantung dengan negara lain. Kalau bisa Indonesia harus
menerapkan teori Cardoso, yaitu dalam melakukan hubungan internasional harus
melihat histori. Jadi Indonesia tidak serta merta masuk dalam suatu organisasi dunia.
Indonesia
akan semakin terpuruk apabila terus menerus bergantung dengan negara lain.
Indonesia katanya Soekarno harus mampu berdikari dalam segala bidang. Itulah
yang perlu dipahami oleh seluaruh masyarakat Indonesia supaya alam Indonesia
ini tidak selalu dikeruk oleh investor asing.
DAFTAR PUSTAKA
cukup membantu tapi terlihat ini seperti copy paste untuk saya jadi kalo bisa kembangkan dengan kata kata kakak sendiri
ReplyDelete