Oleh: Dedet Zelthauzallam
Dewasa
ini, bisa kita katakan bahwa Islam selalu dikaitkan dengan kekerasan, baik itu
kekerasan dalam bentuk teror, perang, melanggar HAM dan sebagainya. Pemikiran
seperti itu sebenarnya sangat salah besar. Orang yang memiliki anggapan seperti
itu perlu belajar lebih lagi mengenai Islam. Islam itu jelas-jelas agama yang
dari awalnya berdiri (diturunkan Allah) bertujuan untuk menjadi rahmat bagi
seluruh alam.
Apabila
kita melihat sejarah awal berdirinya Islam, maka apa yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad dan para sahabatnya menunjukkan sikap toleransi yang tinggi. Nabi
Muhammad saw memiliki sifat yang sangat luar biasa, yang mungkin tidak akan
bisa ditandinggi oleh siapa pun. Nabi Muhammad saw merupakan tipe orang
shiddiq, amanah, fathonah dan tabligh. Sepertinya Muhammadlah sosok manusia
yang bisa kita sebut sebagai manusia yang pari purna.
Sosok
Nabi Muhammad saw yang luar biasa itulah yang menyebabkan beliau menjadi
pemimpin yang paling berpengaruh di dunia dengan nomor urut pertama (baca
di buku 100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah, Penulis Michael H. Hart). Ini
berarti Nabi Muhammad saw sudah diakui oleh semua umat manusia, baik yang
beragama islam maupun nonislam, kalau beliau adalah sosok pemimpin yang
memiliki sifat yang sangat luar biasa.
Banyak
pelajaran yang bisa diambil dari sosok Nabi Muhammad saw, mulai dari masa
kecilnya sampai wafatnya. Sejarah mengatakan bahwa, sejak Nabi Muhammad saw
lahir sudah menjadi anak yatim. Dan ketika masih kanak-kanak, beliau sudah diberikan
gelar al-amin. Ini disebabkan oleh
kejujuran yang beliau tanamkan dalam dirinya. Lain lagi ketika beliau menjadi
rasul, banyak cobaan dan tantangan yang dihadapi, tetapi beliau selalu sabar
dan bertawakal kepada Allah.
Hal yang perlu diingat dari sosok Nabi
Muhammad saw adalah kemampuan memimpinnya. Beliau bisa membuat masarakat yang
dahulunya bermusuhan menjadi bersaudara. Dengan dibuatnya piagam Madinah pada
saat beliau hijrah dari Mekkah ke Madinah membuktikan bahwa ajaran Islam yang
diwahyukan Allah kepada Muhhammad adalah ajaran yang tidak anti dengan
perbedaan. Perbedaan yang ada di Madinah tidak serta merta dihomogenkan ketika
Islam datang, tetapi dibiarkan dan dijamin keselamatannya.
Selain
sosok Nabi Muhammad saw, kita juga perlu melihat bagaimana sifat
sahabat-sahabat rasul, khususnya khulafur rasyidin, mulai dari Abu Bakar, Umar,
Usman dan Ali. Pada masa kepemimpinan para sahabat ini, bisa kita lihat
bagaimana toleransi yang diperlihatkan oleh Islam. Islam sangat menjunjung
tinggi perdamaian.
Untuk
itu, ketika orang mengatakan bahwa Islam adalah agama yang keras, maka saya
berani katakan itu adalah orang yang tidak paham dengan Islam yang sebenarnya.
Seharusnya para pengkritik, baik yang ada di dunia barat atau dimana pun harus
bisa menengok sejarah. Islam sangat membenci yang namanya kekerasan.
Oknum
atau kelompok yang mengatakan dirinya Islam tetapi berbuat kerusakan dan
kekerasan, maka mereka sudah melanggar atau menyimpang dari Al-Qur’an dan Hadis.
Berarti mereka tidak memperaktikkan Islam yang diajarkan Nabi Muhammad saw,
tetapi lebih ke pemahaman mereka sendiri-sendiri. Jadi sangat salah apabila
orang mengatakan bahwa islam adalah agama yang pro dengan kekerasan,
Untuk
itu, apabila mau melihat Islam yang sebenarnya, maka kita harus melihat sosok
Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya. Jangan kita melihat sekelompok orang
yang senang dengan aksi yang di luar ajaran Islam.
No comments:
Post a Comment