Oleh: Dedet Zelthauzallam
Krisis
global yang terjadi saat ini, terutama krisis di Amerika Serikat membuat banyak
negara ikut terkena dampak termasuk negara kita. Indonesia sebagai salah satu
negara berkembang yang menganut sistem pasar bebas mau tidak mau ikut terjebak
dan menikmati dampak yang terjadi di AS. Inilah salah satu konsekuensi dari
pasar bebas yang diterapkan. Pengaruh dari global sangat menentukan keadaan
negara kita.
Dampak
langsung dari krisis global itu bisa kita lihat dari nilai tukar mata uang kita
yang makin melemah terhadap dolar AS. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
menembus Rp 11.000,- per dolar. Ini merupakan hal yang sangat langka terjadi
yang melemahkan perekonomian kita.
Saat
ini Indonesia sedang mengalami empat defisit yang belum pernah kita alami,
yaitu defisit APBN, defesit perdagangan, defisit pembayaran dan defesit
transaksi berjalan. Defesit yang kita hadapi saat ini membutuhkan suatu
kebijakan yang tepat untuk keluar dari krisis dan kalau bisa menjadikan krisis ini sebagai suatu peluang.
Dalam
menghadapi krisis ini, pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian, Hatta Rajasa telah mengeluarkan kebijakan. Kebijakan yang diambil
pemerintah itu ada dalam empat paket kebijakan. Paket kebijakan yang dimaksud
adalah pemerintah akan focus untuk memperbaiki neraca transaksi berjalan dengan
cara mendorong ekspor, pemerintah focus menjaga pertumbuhan ekonomi, pemerintah
akan focus menjaga daya beli masyarakat dan menjaga tingkat inflasi dan paket
kebijakan terakhir adalah pemerintah focus dalam mempercepat investasi.
Empat
paket kebijakan pemerintah tersebut diharapkan bisa menekan dampak dari krisis
global saat ini. Dengan adanya kebijakan ini diharapkan mampu untuk memperkuat
nilai mata uang kita dan mengurangi defesit.
Indonesia Harus Belajar Mandiri
Krisis
yang terjadi saat ini harus dijadikan sebagai pelajaran bagi Indonesia untuk ke
depannya. Belajar dalam arti Indonesia harus bisa lebih mandiri lagi, tidak
terlalu bergantung pada perekonomian global. Dewasa ini kita mengetahui bersama
bahwa bangsa kita sangat bergantung pada negara-negara lain. Ini bisa dilihat
dari nilai impor kita yang semakin tinggi.
Miris
memang kita melihat, kalau Indonesia yang memiliki kekayaan alam yang sangat
luar biasa melimpahnya menjadi negara pengimpor. Seharusnya kalau bisa memenej
sumber daya yang ada, Indonesia akan menjadi negara pengekspor. Bisa dibayangkan
saja bagaimana negeri yang subur harus kekurangan kedelai, beras, buah-buahan
dan sebagainya. Ini merupakan kejanggalan dan seharusnya kita malu sebagai
bangsa yang subur nan kaya.
Pemerintah
masih belum mampu untuk menjadikan negara ini mandiri. Pemerintah masih senang
melaksanakan impor dibandingkan dengan mengeluarkan kebijakan yang bertujuan
untuk membangun perekonomian dalam negeri. Negeri yang pernah menjadi negeri
swamsebada beras harus rela untuk mengimpor beras. Ini tidak lain adalah karena
pemerintah lebih senang impor. Impor yang dilakukan oleh pemerintah tidak lain
dan tidak bukan merupakan lahan proyek bagi para pejabat dalam meraup
keuntungan.
Memperkuat
perekonomian dalam negeri adalah jalan yang paling tepat dalam keluar dari
krisis saat ini. Indonesia seharusnya mulai berbenah supaya hal seperti ini
tidak terulang kembali di masa yang akan datang.
No comments:
Post a Comment