Oleh: Dedet Zelthauzallam
Pada
tanggal 10 Juni 2013 di Istana Negara dilakukan pengumuman pemenang Adipura.
Adipura merupakan suatu penghargaan yang diberikan kepada kota di seluruh
Indonesia yang mampu menjaga dan mengelola kebersihan lingkungan perkotaan.
Adipura ini merupakan salah satu program dari Kementerian Negara Lingkungan
Hidup. Piala Adipura ini langsung diserahkan oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono kepada bupati/walikota yang daerahnya menjadi juara.
Untuk
tahun 2013, Kota Manado kembali mendapatkan piala Adipura. Ini berarti menjadi
suatu prestasi yang dikatakan luar biasa, karena dalam tujuh tahun
berturut-turut Kota Manado mendapatkan penghargaan bergengsi ini. Namun yang
perlu disayangkan adalah ketidakmampuan Kota Manado untuk meraih Adipura
Kencana. Padahal di tahun ini, Manado sudah masuk dalam katagori peraih Adipura
Kencana bersama Kota Malang dan Kota Balikpapan untuk katagori kota besar. Tetapi,
Kota Manado hanya mampu berada di urutan ke dua, kalah dengan Kota Balikpapan.
Ketidakmampuan Kota Manado meraih Adipura
Kencana tidak terlepas dari masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga
lingkungan sekitar. Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam menjaga lingkungan
tetap bersih, bebas dari sampah. Di Manado bisa dikatakan partisipasi
masyarakat masih kurang.
Kota
Manado di bawah pimpinan GS Vicky Lumentut dan Harley AB Mangindaan, sebenarnya
sudah memiliki program yang bisa dikatakan sangat bagus untuk menjaga
lingkungan tetap bersih, yaitu program Pembangunan Berbasis Lingkungan (PBL). Namun,
PBL ini masih belum terealisasi secara maksimal di seluruh lingkungan. Masih
banyak lingkungan di Manado yang bisa dikatakan kotor, yang hanya melaksanakan
pembersihan pada saat ada kunjungan saja.
Banyak
hal yang masih perlu dibenahi oleh pemerintah Kota Manado untuk bisa meraih
Adipura Kencana. Yang paling penting adalah paradigma dari seluruh masyarakat
Kota Manado harus diubah, mulai dari walikota sampai masyarakat umum.
Kebanyakan masyarakat Manado melakukan dan melaksanakan kebersihan lingkungan
pada saat menjelang penilaian Adipura. Kalau Adipura sudah lewat masyarakat
tidak peduli lagi dengan lingkungan. Yang anehnya sampai-sampai tong sampah
yang ada disimpan setelah penilaian Adipura. Kalau seperti itu berarti
orientasi hanya pada adipura. Seharusnya semangat untuk menjaga lingkungan
tetap ada dalam diri masyarakat Manado baik pada saat penilaian Adipura maupun
tidak.
Sesuai
dengan hasil pengamatan di lapangan, ada banyak titik yang perlu dibenahi di
Kota Manado, khususnya di seputaran Jalan A.A. Maramis Kecamatan Mapanget.
Jalan A.A Maramis bisa dikatakan sebagai gerbang utama masuknya orang luar ke
Manado, karena letaknya sangat strategis menghubungkan Bandara Samrat ke pusat
kota. Seharusnya pemerintah Kota Manado lebih fokus melakukan pembersihan dan
pemangkasan rumput di area jalan ini. Banyak tempat di seputaran jalan ini yang
bisa dikatakan masih kurang diperhatikan, lebih khususnya di Monumen A.A.
Maramis. Bayangkan saja monumen ini dipenuhi rerumputan dan sampah.
Besar
harapan saya kepada pemerintah Kota Manado untuk bisa lebih meningkatkan
kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Untuk
pemerintah Kota manado juga saya harapkan lebih memperhatikan lagi cagar budaya
yang ada, khususnya monumen A.A Maramis yang sudah sangat parah, karena sudah
tidak terawat lagi.
No comments:
Post a Comment