Oleh: Dedet Zelthauzallam
Pada
tahun 2011 banyak negara timur tengah yang melakukan revolusi, diantaranya
Tunisia, Libya dan Mesir. Revolusi yang dilakukan untuk menumbangkan para
diktator yang telah berkuasa puluhan tahun. Para diktator ini dianggap sudah
menjadi penyebab utama dari kegagalan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan
rakyat. Rakyat sangat marah dan muak dengan para pemimpin mereka, sehingga
rakyat turun untuk berdemo menuntut mereka turun dari jabatannya.
Demo
besar-besaran di timur tengah tidak sia-sia. Di Libya mampu menumbangkan
Khadafi, sedangkan di Mesir menumbangkan Husni Mubarok. Jatuhnya para diktator
ini memberikan angin segar bagi rakyat Tunisia, Libya dan Mesir. Rakyat
berharap kehidupan mereka lebih bai dari segi. Pembangunan dan kesejahteraan di
negara mereka bisa jauh lebih baik lagi.
Dalam
revolusi yang dilakukan itu banyak rakyat menjadi korban. Banyak nyawa yang
melayang. Namun hal tersebut tidak menjadi masalah, yang penting pemimpin
diktator bisa turun dari jabatannya yang sudah berpuluh-puluh tahun.
Harapan
rakyat dari revolusi yang terjadi, khususnya di Mesir sangatlah besar. Rakyat
Mesir mengharapkan pemimpin baru mereka setelah revolusi mampu menjawab
permasalahan di Mesir. Mesir yang puluhan tahun selalu dipimpin dari kalangan
militer ingin mengubahnya. Ini bisa dilihat dari hasil pemilu yang dilakukan
pada tahun 2012. Partai islam meraih suara mayoritas dibawah organisasi
Ikhwanul Muslimin. Militer kalah telak, sehingga inimenjadi pukulan baginya dan
barat.
Di
pemilu presiden, Mesir juga mampu menghasilkan pemmpin yang berasal dari
non-militer, Mohammad Morsi. Morsi yang berasal dari sayap Ikhwanul Muslimin menjadi
harapan baru rakyat Mesir untuk menuju kehidupan yang lebih baik.
Tetapi
ternyata harapan dari rakyat Mesir setelah revolusi tidak sesuai dengan
harapan, karena antara partai islam dan militer belum bisa menyatu. Militer
selalu berusaha untuk mencari kesempatan untuk menurunkan kepemimpinan Morsi
yang dipilih secara demokratis.
Ujung
dari konflik antara pemerintahan Morsi dengan militer Mesir adalah ketika
militer melakukan kudeta pada tanggal 3 Juli 2013. Militer berhasil
menumbangkan Morsi dari pucuk kepemimpinan setelah kerusahan politik dan rakyat
berunjuk rasa yang menelan korban.
Kalangan
militer segera menunjuk presiden sementara, Adly Mansour. Tindakan kudeta dari
militer ini jelas ditentang oleh partai islam di bawah Ikhwanul Muslimin.
Bentrok antara militer dan pendukung Morsi pun tidak terhelakkan lagi. Sampai
saat ini korban pun mulai berjatuhan.
Kudeta
yang dilakukan oleh militer ini sebagai bukti dari gagalnya revolusi Mesir. Penyebab
utama dari gagalnya revolusi Mesir adalah adanya konflik kepentingan yang terus
menerus. Konflik itu berasal dari militer, negara barat termasuk AS. AS yang
sangat mendukung revolusi pada tahun 2011 silam ternyata malah mendapatkan
kerugian setelah terpilihnya presiden Morsi, yang notabenya berasal dari
Ikhwanul Muslimin.
AS
sebenarnya sangat tidak mengharapkan hasil pemilu yang memenangkan Morsi. Jadi
AS melalui militer terus menekan dan mencari kesempatan untuk menggulingkan
Morsi sebagai presiden. Inilah yang menjadi penyebab utama dari konflik politik
yang berujung kudeta terhadap Morsi.
No comments:
Post a Comment