Kamis,
26 Septembar 2013 saya dan temen-temen IPDN menghadiri acara “Forum Indonesia”
di Metro TV. Topik yang dibahas adalah mengenai Ruhut Sitompul yang ditolak
menjadi ketua komisi III. Acara ini dihadiri oleh Bapak Priyo Budi Santosa
(Waki Ketua DPR bidang politik dan hukum), anggota komisi III dan para pengamat
politik. Sangat disayangkan Pak Ruhut berhalangan hadir dalam acara tersebut,
karena alasan tertentu. Padahal Beliau sudah datang ke Metro TV.
Dalam
acara tersebut terjadi perdebatan yang sangat sengit. Dimana ada yang menolak
dan ada pula yang mau melihat Ruhut sebagai ketua. Gde Pasak selaku ketua
komisi III yang masih aktif menyatakan legowo diganti sama Pak Ruhut. Apakah
kata legowo ini hanya di mulut saja atau apa kita tidak tahu. Beliau juga
menyatakan ingin melihat Pak Ruhut memimpin komisi III, karena Pak Ruhut lebih
senior dan berlatar belakang sebagai lawyer sehingga harapan Beliau komisi III
bisa menjadi lebih baik.
Berbeda
lagi pendapat dari Ahmad Yani maupun Priyo Budi Santoso ataupun anggota
lainnya. Banyak anggota komisi III menyatakan bahwa Pak Ruhut bukannya tidak
diterima, tetapi jiwa kepemimpinan dari Ruhut tidak ada. Kemampuan memang oke,
tetapi Ruhut sangat minim etika. Ruhut dinilai sebagai orang yang sangat plin plan. Ini bisa dilihat dari
berbagai pernyataan Beliau yang kadang-kadang menusuk ke orang dan
sebentar-sebentar Beliau memuji orang tersebut.
Priyo
selaku wakil ketua DPR yang membawahi komisi III melihat bahwa sosok Pak Ruhut
sangat menarik. Menarik dalam artian Ruhut itu ibarat artis. Kontroversi yang
menimpa penunjukan Ruhut ini akan diselesaikan dalam waktu seminggu. Fraksi
Demokrat diberi kesempatan untuk melakukan lobi selama seminggu. Priyo
menyerahkan sepenuhnya kepada fraksi Demokrat, apakah mau melanjutkan Ruhut
atau lainnya.
Pengamat
komunikasi politik, Prof. Tjipta Lesmana mengatakan bahwa Ruhut itu sangat
tidak cocok mengemban amanah menjadi ketua komisi III. Ini disebabkan oleh
minimnya etika Ruhut.
Dari
debat tersebut, bisa saya simpulkan bahwa segala sesuatu bisa diselesaikan
melalui lobi. Lobi dalam artian ini memang ambigu. Apakah lobi dalam hal
positif atau negatif. sepertinya lobi dalam hal ini mengarah ke arah negatif.
Sepertinya akan terjadi bergainning antar
fraksi. Ini mungkin akan menjadi ladang yang sangat basah bagi para anggota
komisi III untuk mendukung dan menjadikan Ruhut sebagai ketua komisi III.
Kita
menunggu hasil lobi di komisi III. Apakah komisi yang dikatakan seksi ini akan
menunjuk Ruhut atau apa. Jawabannya akan kita dapatkan satu minggu ke depan.
Semoga saja tidak diundur, sehingga problem di komisi III cepat selesai dan
komisi III akan memulai bekerja di akhir masa kerjanya sebelum pileg 2014.