1.
Fungsi Motivasi
Salah
satu usaha yang dilakukan oleh seorang pemimpin agar organisasi berjalan lancar
adalah motivasi, yaitu serangkaian kegiatan untuk mengusahakan supaya
orang-orang mau bekerja untuk mencapai tujuan dengan senang hati.
Adapun fungsi motivasi itu, antara lain :
1) Mengubah
perilaku pegawai yang sesuai dengan keinginan pimpinan.
2) Meningkatkan
gairah kerja.
3) Menjaga
kestabilan pegawai.
4) Meningkatkan
disiplin pegawai.
5) Meningkatkan
kesejahteraan pegawai.
6) Meningkatkan
prestasi kerja.
7) Meningkatkan
rasa tanggung jawab pegawai pada tugasnya.
8) Meningkatkan
produktivitas dan efisiensi.
9) Memperdalam kecintaan pegawai pada perusahaan.
Menurut Drs.ec. Alex S.
Nitisemito, motivasi berfungsi untuk meningkatkan
semangat dan kegairahan kerja para pegawai sehingga kemungkinan kekeliruan
dalam pekerjaan, kurang rasa bertanggung jawab, keengganan melaksanakan
rencana-rencana yang telah ditetapkan, keluwesan-keluwesan dan sebagainya dapat
diperkecil. Selain itu motivasi juga dapat menciptakan persaingan yang sehat.
Dengan demikian fungsi
motivasi itu hendaknya benar-benar dapat diusahakan, agar terjadi keseimbangan
atau sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan pribadi dari
anggotanya.
Sukes tidaknya pimpinan
organisasi dalam melaksanakan fungsi motivasi sangat bergantung pada kemampuan
pimpinan merealisir adanya sinkronisasi tersebut. Dalam kata inilah, pimpinan
hendaknya dapat menghayati sepunuh hati tentang unsur manusia dengan
kebutuhannya.
2.
Kebutuhan Manusia
Manusia merupakan unsur yang
sangat penting dalam manajemen. Dalam sarana manajemen (tool of management) terdapat unsur “man” disamping market,
machine, method, money dan material. Unsur
“man” dengan segala kebutuhannya memang peranan utama dalam manajemen. Manusia
bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia dapat dibagi menjadi:
a. Kebutuhan fisik material.
Kebutuhan alamiah dan
naluriah manusia untuk melangsungkan hidupnya, mendorong adanya keinginan dalam
diri manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan fisik material ini dibagi
menjadi:
a) Yang sifatnya “ekonomis”, intensitasnya relatif dan subjektif
dalam arti batas-batas terpenuhinya sangat tergantung pada aspirasi
masing-masing individu meliputi
kebutuhanan akan makanan, pakaian dan perumahan.
b) Yang bersifat “biologis”,
meliputi kebutuhan-kebutuhan akan kelangsungan hidup (survival), perkembangan dan pertumbuhan jasmani.
b. Kebutuhan non material (rohaniah).
Merupakan kebutuhan manusia yang fundamental
yang intensitasnya pada dasarnya tidak kalah dengan kebutuhan fisik material.
Penelitian mutakhir
menunjukkan bahwa kebutuhan non material ini sering melampaui intesitas
kebutuhan fisik material.
Kebutuhan rohaniah dapat
diklasifikasikan dalam dua golongan yakni:
1) Yang bercorak “psikologis”,
meliputi berbagai macam ragam kebutuhan psikis antara lain kebutuhan pengakuan
(recognition), kasih sayang (affection), perhatian (attention), kekuasaan (power), keharuman nama (prestige), kedudukan sosial (status), kehormatan (honour), rasa berprestasi (sence of achievement), kebebasan pribadi
(privacy), rasa bangga (pride), penghormatan (respect), nama baik (reputation), perdamaian (peace), rasa berada dengan yang lain (sence to be different), keadilan
(justice), kemajuan (progress), dan
lain sebagainya.
2) Yang bercorak “sosiologis”,
meliputi berbagai macam kebutuhan psikis antara lain kebutuhan akan adanya
jaminan atau keamanan (security),
persahabatan (partnership), kerjasama
(compagnonship), rasa menjadi bagian
satu kelompok (sence of belonging),
semangat dan solidaritas kelompok (L’aespirit
d’corp).
Menurut Abraham Maslow dalam
teorinya “A Theory of Human Motivation”
mengemukakan bahwa kebutuhan manusia terdiri atas:
1) Phyioslogical Needs (kebutuhan fisik), yaitu kebutuhan-kebutuhan
mempertahankan hidup misal kebutuhan untuk makan, minum, udara dan sebagainya.
2) Security of Safety
Needs (kebutuhan keselamatan),
mengarah pada dua bentuk:
a. Kebutuhan
akan keamanan jiwa
b. Kebutuhan akan keamanan harta di tempat pekerjaan pada
waktu jam-jam kerja.
3) Affiliation or Acceptance
(kebutuhan sosial), terdiri dari empat
golongan (sence of importance).
4) Esteem or Status
Needs (kebutuhan akan penghargaan
prestise). Idealnya prestise timbul karena adanya prestasi. Perlu diperhatikan
pimpinan bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang dalam masyarakat atau
organisasi, maka makin tinggi prestasinya.
5) Self Actualization (aktualisasi diri), merupakan realisasi lengkap potensi
seseorang secara penuh. Kebutuhan aktualisasi berbeda dengan kebutuhan lain
dalam hal:
a. Kebutuhan
aktualisasi diri tidak dipenuhi dari luar.
b. Aktualisasi diri berhubungan dengan pertumbuhan seseorang
individu.
Dari uraian di atas
dapat disimpulkan betapa luas, rumit dan berbagai ragamnya kebutuhan dasar
manusia. Satu hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah bahwa keinginan
seseorang yang terjelma dari berbagai kebutuhan dasar di atas, berbeda satu
sama lain. Untuk mendeteminir keinginan individual adalah masalah yang sangat
sukar karena selain bersumber pada kebutuhan dasar juga dipengaruhi oleh banyak
faktor intern yang lebih dalam (seperti : watak, kepribadian, pengalaman dan
lain-lain) juga faktor-faktor ekstern seperti kondisi budaya di mana seseorang
berada, sistem masyarakat bahkan kondisi geografis.