Oleh: Dedet Zelthauzallam
Tahun
2014 akan menjadi tahun yang sangat sibuk bagi rakyat Indonesia, khususnya para
politisi negeri ini. Dimana pada tahun ini akan ada pemilihan legislatif dan
presiden/wakil presiden. Para politisi pastinya akan bekerja keras untuk bisa
memperoleh maupun mempertahankan kekuasaan. Berbagai cara akan dilakukan untuk
bisa mendapatkan simpati rakyat, karena mereka sangat bergantung pada rakyat.
Ada
12 partai nasional dan 3 partai lokal (Aceh) yang akan bertarung dalam pemilu
legislatif pada tanggal 9 April 2014. Setelah itu baru akan dilaksanakan pemilu
presiden dan wakil presiden. Antara pemilihan legislatif dan presiden/wakil
presiden pastinya memiliki hubungan yang sangat menentukan. Dimana hasil
perolehan kursi di parlemen menjadi salah satu syarat untuk bisa mengajukan
calon presiden dan wakil presiden. Partai harus bekerja keras untuk memperoleh
suara minimal 20% suara, supaya bisa memuluskan calon dari partainya untuk
bertarung dalam pilpres. Namun, apabila tidak, maka mau tidak mau harus
berkoalisi dengan beberapa partai.
Meskipun
demikian, saat ini hampir semua partai sudah menunjukkan bakal calon presiden
dan wakil presidennya. Golkar misalnya sudah menunjuk Aburizal Barie (ARB)
sebagai capresnya. Hanura juga sudah mempercayakan Wiranto-HT menjadi capres
dan cawapres yang akan diusungnya. Prabowo Subianto juga diusung oleh
Gerindara. Dan partai lainnya juga sudah menyiapkan nama-nama bakal capres dan
cawapresnya. Banyak cara yang dilakukan oleh partai untuk menjaring capres dan
cawapresnya. Lihat saja, Partai Demokrat melaksankan konvensi dan PKS
melaksanakan election update. Selain dari internal partai juga, ada hal yang menarik dalam penjaringan capres
dan cawapres 2014, yaitu konvensi rakyat yang digagas oleh Salahudin Wahid.
Memang
sudah banyak nama yang akan maju dalam pemilihan presiden dan wakil presiden
2014. Namun kalau dilihat dari persyaratannya, maka maksimal ada lima pasangan
calon yang akan maju. Tetapi ini tidak mutlak, karena sampai saat ini, UU
Pilpres masih belum final, karena Yusril Ihza Mahendra menggugatnya di MK.
Dari capres dan cawapres yang sudah diusung
oleh partai politik memang masih belum final. Tetapi paling tidak ada gambaran
siapa yang kira-kira akan menjadi capres dan cawapres. Kalau melihat poling
berdasarkan hasil survei, maka Jokowi menjadi pemenang. Namun sampai saat ini,
PDIP masih belum menentukan siapa capresnya. Jadi rakyat Indonesia harus lebih
bersabar,paling tidak sampai pemilihan legislatif selesai.
Setelah
pemilihan legislatif, pastinya semua bisa terjadi. Deal-deal politik yang tidak
diprediksikan bisa terjadi, karena semua bergantung hasil pemilihan DPR. Partai
satu dengan lainnya akan semakin sibuk untuk mencari koalisi. Pastinya koalisi
yang benar-benar bisa menguntungkan semua, bukan hanya menguntungkan partai
yang suaranya lebih tinggi. Prediksi siapa akan menjadi presiden pasca pemilihan
legislatif akan semakin meruncing. Sekali lagi rakyat Indonesia harus sabar dan
tetap harus berdo’a supaya dalam pilpres 2014 memang calon yang memiliki
kapasitas dan kapabilitas membangun bangsa ini yang maju.
No comments:
Post a Comment