Oleh: Dedet Zelthauzallam
Setiap
tanggal 1 Oktober, bangsa Indonesia selalu memperingati hari kesaktian
Pancasila. Sejarah dari lahirnya peringatan kesaktian Pancasila, terlepas dari
benar atau tidaknya sejarah, berawal dari pemberontakan Partai Komunis
Indonesia (PKI) pada tanggal 30 Oktober 1965 atau yang lebih dikenal dengan
nama G30SPKI. Pemberontakan yang dilakukan oleh PKI ini dinilai sebagai salah
satu langkah awal partai yang berpaham komunis ini untuk mengubah idiolagi
bangsa Indonesia, Pancasila.
Pemberontakan
G30SPKI ini, tercatat sebagai salah satu sejarah kelam bagi bangsa Indonesia. Indonesia
tidak boleh larut dengan apa yang terjadi pada tahun 1965, tetapi bangsa ini
harus belajar dari peristiwa tersebut. Jas merah memang tidak boleh dilupakan,
begitulah pesan bapak proklamator kita, Soekarno.
Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia tidak boleh di otak-atik oleh siapa pun, apalagi
oleh bangsa luar. Pancasila sebagai dasar negara memiliki peran yang sangat
vital. Inilah yang perlu dijaga oleh bangsa ini. Arti dan makna di lima sila
dalam Pancasila menggambarkan bahwa Indonesia seperti itu. Bangsa lain tidak
akan mengerti dan yakinlah para penyusun Pancasila lebih tahu seluk beluk dari
negeri ini.
Pancasila
memiliki banyak fungsi bagi bangsa ini, mulai dari Pancasila sebagai idiologi bangsa, pandangan
hidup sampai kepada Pancasila sebagai pemersatu. Soekarno yang menjadi pioner lahirnya
Pancasila juga mengakui bahwa isi dari Pancasila merupakan suatu ilham yang
diterima beliau. Soekarno menyatakan bahwa isi dari Pancasila merupakan
kalkulasi dari sejarah masa lalu, masa sekarang dan masa depan bangsa
Indonesia.
Indonesia
yang bisa dikatakan sangat plural harus disatukan oleh Pancasila. Pancasila
dari sila pertama sampai sila kelima memiliki keterkaitan dan tidak bisa
dipisahkan. Sila pertama sebagai muara dari sila lainnya. Memang kalau dikaji
arti dan makna yang terkandung didalamnya luar biasa. Banyak orang di luar sana
yang sangat mengagumkan Pancasila. Mereka mengatakan isi yang terkandung di
dalam Pancasila memang luar biasa.
Di
tengah era globalisasi saat ini, Pancasila memiliki peran penting untuk bangsa
Indonesia. Bangsa yang membentang dari Sabang sampai Merauke ini, yang memiliki
1.340 suku bangsa (BPS tuhan 2010) membutuhkan suatu pemersatu yaitu Pancasila.
Pancasila harus tetap ditegakkan, jangan sampai budaya luar menghancurkan
pemahaman kita megenai sila dalam Pancasila.
Pancasila
bukan pemikiran yang statis, tetapi isi dari Pancasila adalah hal yang sangat
tahu tentang masa depan. Pancasila di era awal kemerdekaan akan sama pentingnya
di zaman sekarang. Malah di era saat ini lebih penting, kita sangat perlu lebih
memperkuat pemahaman Pancasila.
Tanpa pemahaman
yang mantang terhadap Pancasila, maka bangsa ini akan sangat gampang diadu
domba oleh bangsa lain yang memiliki kepentingan yang jahat untuk merusak NKRI.
NKRI harga mati yang kita dengung-dengungkan akan menjadi sejarah ketika kita
tidak memilki suatu pemersatu.
Jangan
sampai di era yang serba terjangkau ini malah akan merusak persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia. Keran globalisasi akan berpengaruh positif ketika
kita bisa tetap berpegang kepada Pancasila. Pancasila ibarat sebagai filter
bagi kita anak bangsa. Tetapi globalisasi akan menjadi bumerang ketika kita tidak
mampu berpegang pada Pancasila.
Inilah
saatnya kesaktian Pancasila akan benar-benar teruji. Ujian berat bagi anak bangsa
ini untuk wajib bisa mempertahankan Pancasila. Tahun 1965 mungkin hanya PKI
yang menjadi musuh, tetapi sekarang seluruh idiologi bangsa lain bisa masuk.
Nilai-nilai yang ada dalam sila-sila Pancasila
harus senantiasa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa pelaksanaan
akan tidak ada artinya Pancasila. Pancasila akan memilki arti dan makna ketika
kita tunjukkan dalam prilaku kita sehari-hari. Pancasila harus tetap bisa dipertahankan di era globalisasi ini.
Note:
Mari kita sebagai anak bangsa saling mengingatkan untuk tetap memegang teguh
nilai-nilai yang diamanahkan Pancasila, khususnya saya pribadi yang masih belum
mampu secara maksimal.
No comments:
Post a Comment