Pages

Sunday, 25 August 2013

UJIAN INDONESIA MENGHADAPI KRISIS GLOBAL

Oleh: Dedet Zelthauzallam
Krisis global yang terjadi saat ini, terutama krisis di Amerika Serikat membuat banyak negara ikut terkena dampak termasuk negara kita. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang menganut sistem pasar bebas mau tidak mau ikut terjebak dan menikmati dampak yang terjadi di AS. Inilah salah satu konsekuensi dari pasar bebas yang diterapkan. Pengaruh dari global sangat menentukan keadaan negara kita.
Dampak langsung dari krisis global itu bisa kita lihat dari nilai tukar mata uang kita yang makin melemah terhadap dolar AS. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menembus Rp 11.000,- per dolar. Ini merupakan hal yang sangat langka terjadi yang melemahkan perekonomian kita.
Saat ini Indonesia sedang mengalami empat defisit yang belum pernah kita alami, yaitu defisit APBN, defesit perdagangan, defisit pembayaran dan defesit transaksi berjalan. Defesit yang kita hadapi saat ini membutuhkan suatu kebijakan yang tepat untuk keluar dari krisis dan kalau bisa menjadikan  krisis ini sebagai suatu peluang.
Dalam menghadapi krisis ini, pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa telah mengeluarkan kebijakan. Kebijakan yang diambil pemerintah itu ada dalam empat paket kebijakan. Paket kebijakan yang dimaksud adalah pemerintah akan focus untuk memperbaiki neraca transaksi berjalan dengan cara mendorong ekspor, pemerintah focus menjaga pertumbuhan ekonomi, pemerintah akan focus menjaga daya beli masyarakat dan menjaga tingkat inflasi dan paket kebijakan terakhir adalah pemerintah focus dalam mempercepat investasi.
Empat paket kebijakan pemerintah tersebut diharapkan bisa menekan dampak dari krisis global saat ini. Dengan adanya kebijakan ini diharapkan mampu untuk memperkuat nilai mata uang kita dan mengurangi defesit.
Indonesia Harus Belajar Mandiri
Krisis yang terjadi saat ini harus dijadikan sebagai pelajaran bagi Indonesia untuk ke depannya. Belajar dalam arti Indonesia harus bisa lebih mandiri lagi, tidak terlalu bergantung pada perekonomian global. Dewasa ini kita mengetahui bersama bahwa bangsa kita sangat bergantung pada negara-negara lain. Ini bisa dilihat dari nilai impor kita yang semakin tinggi.
Miris memang kita melihat, kalau Indonesia yang memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa melimpahnya menjadi negara pengimpor. Seharusnya kalau bisa memenej sumber daya yang ada, Indonesia akan menjadi negara pengekspor. Bisa dibayangkan saja bagaimana negeri yang subur harus kekurangan kedelai, beras, buah-buahan dan sebagainya. Ini merupakan kejanggalan dan seharusnya kita malu sebagai bangsa yang subur nan kaya.
Pemerintah masih belum mampu untuk menjadikan negara ini mandiri. Pemerintah masih senang melaksanakan impor dibandingkan dengan mengeluarkan kebijakan yang bertujuan untuk membangun perekonomian dalam negeri. Negeri yang pernah menjadi negeri swamsebada beras harus rela untuk mengimpor beras. Ini tidak lain adalah karena pemerintah lebih senang impor. Impor yang dilakukan oleh pemerintah tidak lain dan tidak bukan merupakan lahan proyek bagi para pejabat dalam meraup keuntungan.
Memperkuat perekonomian dalam negeri adalah jalan yang paling tepat dalam keluar dari krisis saat ini. Indonesia seharusnya mulai berbenah supaya hal seperti ini tidak terulang kembali di masa yang akan datang.

    

No comments:

Post a Comment