Pages

Wednesday 28 August 2013

ADA MASALAH, HARUSKAH IMPOR?

Oleh: Dedet Zelthauzallam
Siapa tidak kenal dengan negera kita, Indonesia. Indonesia  sebagai negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah nan subur menjadi rebutan negara-negara eropa. Portugis dan Spanyol sebagai pioner untuk mendatangi Indonesia. Tujuan utama mereka adalah untuk berdagang. Namun karena saking terpikatnya melihat negeri yang subur, dimana semua jenis tanaman bisa tumbuh maka mereka pun berusaha untuk menjajah negeri ini.
Di negeri yang subur yang di atasnya bisa tumbuh hampir semua jenis tanaman dan di bawahnya terdapat kekayaan alam, seperti emas, batu bara, minyak dan sebagainya yang melimpah ruah, harus menelan pil pahit dimana negeri ini masih belum mampu memenuhi kebutuhan pokok masyarakatnya. Negeri ini harus meminta pasokan dari negeri orang.
Bayangkan saja negeri yang subur harus mengimpor beras, kedelai, bawang merah dan sejenisnya dari negeri orang. Belum lagi hal lainnya, seperti minyak. Untuk minyak, lebih khususnya premium pemerintah harus mengeluarkan subsidi yang sangat banyak.
Miris memang,namun ini harus dijadikan sebagai intropeksi bagi semua pihak, lebih khusus pemerintah yang memiliki kewenangan mengeluarkan kebijakan. Pemerintah tidak boleh selalu menjawab setiap masalah dengan jalan pintas. Jalan pintas yang dimaksud adalah melakukan impor.
Bisa dilihat dewasa ini, pemerintah selalu menjawab sesuatu masalah dengan impor. Menjelang lebaran harga daging sapi meroket karena disebabkan jumlah daging sapi kurang, pemerintah memilih impor. Saat ini kedelai kurang, pemerintah lagi-lagi impor. Bisa dikatakan impor sebagai suatu hobi dari pemerintah Indonesia atau impor dijadikan lahan basah bagi para pejabat.
Kalau pemerintah melakukan impor, impor dan impor selalu, maka masalah tidak akan bisa diselesaikan. Bolehlah masalah tersebut akan menghilang sejenak atau dalam jangka pendek, namun akan kembali lagi. Semua masalah akan bisa  diselesaikan ketika masalah tersebut dijawab melalui suatu proses pemberdayaan. Pemberdayaan disini meliputi pemberdayaan sumber daya manusia dan sumber daya alam. Ketika SDA dan SDM yang ada dimaksimalkan, maka masalah tersebut bukan hanya bisa terselesaikan, namun juga kita akan bisa menjadi negeri pengekspor, bukan lagi pengimpor.
Itu bukan hal yang mudah tetapi tidak mustahil ketika semua elemen, khususnya pemerintah memiliki komitmen. Komitmen untuk melakukan perubahan di negeri ini harus dilakukan oleh semua pihak. Satu dengan lainnya harus saling bahu-membahu. Negeri ini harus mandiri dan berdikari. Jangan sampai negara yang subur malah menjadi negeri yang serba kekurangan.

Saat ini, kita ketahui bersama dunia sedang dilanda krisis. Krisis global ini juga mau tidak mau berdampak ke Indonesia. Inilah momentum yang bagus untuk Indonesia. Indonesia harus bisa memperkuat perekonomian dalam negeri supaya Indonesia menjadi negara yang kuat dalam hal perekonomian. Indonesia tidak boleh selalu impor. Saatnya Indonesia bangkit. Indonesia Jaya.

No comments:

Post a Comment