Oleh: Dedet Zelthauzallam
Indonesia
memang memiliki budaya yang sangat plural. Antara daerah yang satu dengan
daerah lainnya memiliki perbedaan, baik suku, agama, budaya dan ras. Ini
memberikan warna tersendiri bagi bangsa Indonesia. Perbedaan yang ada antar
daerah harus tetap saling menghargai dan menghormati, sehingga tidak
menimbulkan konflik antar daerah.
Di
Sulawesi Utara ada banyak perbedaan yang saya temukan dengan daerah asal saya
Nusa Tenggara Barat (NTB). Perbedaan utamanya adalah dari segi agama. Di
Sulawesi Utara agamanya mayoritas Kristen, sedangkan di NTB mayoritas muslim.
Selain
agama, ada suatu kebudayaan di Sulawesi Utara yang saya katakan sangat unik,
yaitu perayaan hari jadi (ulang tahun). Perayaan hari jadi ini merupakan suatu
kebiasaan masyarakat Sulawesi Utara yang bisa dikatakan turun temurun dan terus
dilaksanakan. Mau tua, muda dan anak kecil wajib hukumnya memperingati hari
kelahirannya. Cara memperingatinya adalah dengan membuat pesta makan-makan.
Perayaan
hari jadi ini merupakan bentuk rasa syukur atas umur yang diberikan Tuhan
kepadanya. Dalam perayaan hari jadi ini, makanan yang wajib disajikan adalah
kue lapis dan mie. Filosofinya kue lapis adalah menggambarkan umurnya akan
berlapis-lapis, sedangkan mie filosofinya adalah untuk menggambarkar umurnya
panjang seperti mie.
Bisa
dibayangkan bagaimana di Sulawesi Utara itu setiap harinya tidak akan pernah
terlewati tanpa pesta. Pasti setiap hari ada yang merayakan hari ulang
tahunnya. Darisini bisa kita katakan bahwa bisnis rumah makan merupakan bisnis
yang paling menjanjikan di Sulawesi Utara.
Selain
agama dan budaya, masih banyak sekali perbedaan antara NTB dengan Sulawesi
Utara, baik itu dilihat dari bahasa, kebudayaan, ras dan lainnya. Namun yang
saya mau katakan adalah perbedaan yang ada bukan menjadi penghalang antar
daerah untuk bersatu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagaimana semboyan di Sulawesi Utara yang mengatakan “torang samua bersaudara” artinya semua kita bersaudara.
No comments:
Post a Comment