Oleh: Dedet Zelthauzallam
Setiap
tanggal 1 Mei diperingati sebagai hari buruh sedunia. Hari buruh ini dilatar
belakangi oleh perjuangan para buruh untuk meraih hak-hak yang pantas di
perusahaan, baik itu gaji/upah, jam kerja, maupun buruknya kondisi kerja. Itulah
beberapa hak dasar yang dituntut oleh para buruh pada awal abad 19, disaat era
kapitalisme mulai berkembang. Hari buruh ini merupakan hari dimana para buruh
menyampaikan unek-uneknya.
Pada
Konggres 1886 oleh Federation of Organized Trades and Labor Unions menetapkan 1
Mei sebagai hari buruh sedunia. Tanggal 1 Mei dipilih karena terispirasi oleh
kesuksesan buruh di Kanada pada tahun 1872. Adanya hari buruh buruh ini sebagai
motivasi dan semangat baru bagi para buruh di seluruh pelosok dunia untuk memperoleh
kehidupan yang lebih baik.
Sedangkan
kalau di Indonesia hari buruh itu dimulai pada tahun 1920. Putri dari tokoh
komunis D.N. Aidit, Ibarruri Aidit merupakan pelopor dari pringatan hari buruh
di Indonesia. Ibarruri bisa memperingati
hari buruh mengingat dia pernah mengikuti perayaan hari buruh di Republik
Rakyat Cina (RRC). Hari buruh di Indonesia terus diperingati, mekipun dalam
skala kecil.
Namun
perlu diketahui bahwa pada zaman orde baru hari buruh itu haram dilaksanakan.
Mengingat Suharto mengkatagorikan perbuatan tersebut sebagai perbuatan
subvertif. Hal itu disebabkan karena perayaan hari buruh itu dianalogikan
sebagai paham komunis.
Hari buruh di Indonesia mulai marak
dilaksanakan setelah zaman orde baru tumbang. Bisa dilihat berapa banyak buruh
yang turun ke jalan untuk menuntut hak-hak mereka. Memang di era reformasi
buruh sangat leluasa menuntut hak-haknya. Namun meskipun demikian nasib buruh
khususnya di Indonesia masih dikatagorikan jauh dari sejahtera. Banyak
perusahaan yang memberikan gaji buruh jauh dibawah upah minimum regional (UMR),
tidak sebanding dengan jam kerja buruh.
Aksi Buruh dari Tahun ke Tahun
Setiap
tanggal 1 Mei bisa dilihat berapa juta buruh di dunia turun ke jalan hanya untuk
menuntut gajinya dinaikkan, khususnya di Indonesia aksi 1 Mei selalu diwarnai
oleh demo. Demo para buruh 1 Mei ini sering dilakukan secara anarkis. Hal itu
dilakukan karena kekecewaan yang amat besar para buruh kepada pemerintah yang
tidak bisa dan mampu untuk memenuhi atau memberikan tuntutan-tuntutan mereka.
Saat
ini di Indonesia juga masih sangat sering terjadi demo oleh buruh, meskipun
diluar tanggal 1 Mei. Hal ini perlu diperhatikan oleh pemerintah dan agar bisa
diberikan solusi yang kira-kira bisa menyelesaikan masalah para buruh.
Di
Indonesia memang sampai saat ini belum meliburkan para pekerja atau buruh pada
tanggal 1 Mei. Namun, peresiden menjanjikan mulai tahun 2014, tanggal 1 Mei
akan diliburkan untuk menghormati para buruh. Katanya presiden ini akan sebagai
hadiah yang diberikan kepada buruh pada perayaan hari buruh 1 Mei 2013.
Akankah
dengan pengakuan dan menjadikan 1 Mei sebagai hari libur bisa membuat buruh di
Indonesia diam? Pasti tidak, kerena bukan itu yang buruh cari dan mau dari
pemerintah. Percuma saja tanggal 1 Mei diliburkan kalau kebijakan untuk
perbaikan kesejahteraan para buruh stagnan.
Seharusnya
pemerintah memberikan hadiah kepada para buruh dengan membuat kebijakan yang
pro buruh. Buruh di Indonesia saat ini lebih banyak mendapat gaji di bawah UMR.
Bayangan saja jam kerjanya banyak namun gaji sedikit, belum lagi ditambah
dengan penundaan gaji. Sungguh memang buruh sangat memiliki masalah yang sangat
kompleks. Masalah-masalah tersebut setidaknya menjadi sebuah pekerjaan utama
bagi pemerintah.
Aksi
buruh yang dilakukan secara besar-besaran pada tanggal 1 Mei tidak akan pernah
berhenti apabila keadaan buruh seperti saat ini. Aksi buruh akan berhenti
ketika masalah-masalah dasar dari buruh bisa diselesaikan oleh pemerintah.
Semua
masyarakat berharap supaya pada tanggal 1 Mei buruh tidak lagi berdemo, tetapi
pada tanggal tersebut buruh diharapkan mampu untuk menikmati hasil jerih
payahnya. Buruh bisa bersenang-senang dengan keluarganya di tempat wisata,
belanja di mall maupun kumpul keluarga. Hal itu harus bisa tercapai demi
kejayaan para buruh di masa saat ini dan akan datang.
No comments:
Post a Comment