Oleh: Dedet Zelthauzallam
“Dan
tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melaikan untuk menjadi rahmat bagi
semesta alam (Q.S. Al-Anbiya: 107).”
Untuk
tahun 1436 H, 12 Rabi’ul Awal jatuh pada tanggal 14 Januari 2014. . Hari kelahiran
sang pemimpin dunia, Nabi Muhammad, untuk tahun ini jatuh pada awal tahun
masehi. Ini merupakan suatu awal tahun yang baik bagi umat islam di seluruh
penjuru dunia, karena spirit awal tahun akan dilandasi dengan mengingat,
merenungan dan melaksanakan ajaran yang dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW.
Dunia
dan seluruh isinya memang patut tunduk sejenak untuk merenungkan bagaimana perjuangan
Nabi Muhammad dalam mengubah carut-marut kehidupan dunia. Pada saat Nabi
Muhammad dilahirkan, kehidupan di Mekkah sepertinya tidak ada prikemanusiaan
dan tidak beradab. Dimana anak perempuan dibunuh, diperkosa dan dikucilkan oleh
para laki-laki. Kehidupan pada zaman itu banyak orang menyebutnya sebagai zaman
jahiliyah atau dalam bahasa Indonesia zaman kebodohan.
Lahirnya
Nabi Muhammadlah yang memberikan problem
solving atas prilaku dan perbuatan para kaum qurais tersebut. Nabi Muhammad
dengan beraninya menentang kebiasaan dan kebudayaan yang inmoral tersebut. Beliau
tidak takut dengan ancaman dari para elite qurais yang mengancam untuk
membunuhnya. Itu dilakukan demi menegakkan kebenaran di muka bumi ini, karena
Nabi Muhammad diutus ke muka bumi oleh Allah SWT adalah untuk menjadi rahmat
bagi seluruh alam.
Arti
dari rahmat seluruh alam berarti tidak sebatas umat muslim saja, tetapi seluruh
umat yang ada di dunia ini. Selain manusia, Nabi Muhammad juga sangat
memperhatikan bagaimana lingkungan perlu tetap dijaga, hewan dan tumbuhan harus
dipelihara dan dijaga kelestariannya. Dalam diri Nabi Muhammad SAW bisa kita
temukan bagaimana manusia yang paripurna. Dimana dalam dirinya terdapat hal-hal
yang tidak akan bisa dimiliki dan dilakukan oleh manusia lainnya. Sifat toleransinya
terhadap umat lain perlu diberikan jempol. Apalagi sifat jujurnya, tidaka aka
nada duanya. Sehingga tidak salah para pemuka kaum qurais memberikannya gelar
al-amin dimasa kecilnya, sebelum menjadi nabi dan rasul.
Pemimpin
Indonesia saat ini seharusnya menjadikan Nabi Muhammad sebagai tauladannya
(panutannya), karena dialah pemimpin yang benar-benar pemimpin yang diutus oleh
Allah SWT. Nabi Muhammad bukan hanya sebagai pemimpin agama, tetapi lebih dari
pada itu. Beliau bisa dikatakan sebagai salah satu peletak dasar bagaimana cara
melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bingkai yang sering kita
sebut saat ini sebagai negara. Nabi Muhammad memberikan contoh kepada umat
manusia bagaimana tata pemerintahan dan ketatanegaraan yang baik, dimana dengan
membuat hukum (undang-undang) pada zaman itu, yaitu piagam madinah. Piagam
Madinah ini dibuat untuk mengatur kehidupan antara kaum mayoritas dan minoritas
di Madinah, sehingga berjalan harmonis.
Masih
banyak hal yang perlu ditauladani dari Nabi Muhammad, misalnya dari cara
kepemimpinannya. Sifat kepemimpinan yang dimiliki oleh Nabi Muhammad adalah
siddiq, amanah, tabliq dan fathonah. Empat sifat dasar ini perlu dimiliki oleh
pemimpin Indonesia saat ini. Andai saja ini dimiliki maka korupsi tidak akan
merajalela di negeri ini. Good government
dan clean government akan bisa
tercapai. Para penegak hukum akan lebih santai dan mass media tidak akan
disibukkan mencari informasi tentang para koruptor. Publik akan memberikan trust kepada para pemimpin, sehingga kehidupan bermasyarakat dan
bernegara akan berjalan dengan aman, nyaman dan tentram untuk mencapai tujuan
berbangsa dan bernegara kita yang tertuang dalam UUD 1945.
Jadi
cara terbaik untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah dengan
cara kita kembali melaksanakan ajaran-jarannya yang tertuang dalam Al-Qur’an
dan Hadis, bukan dengan membuat acara seremonial belaka. Dan paling penting
adalah rakyat Indonesia harus bisa memilih pemimpin untuk 2014 ini dengan
melihat kriteria kepemimpinan yang ada dalam diri Nabi Muhammad SAW. Susah memang
tetapi itu pasti ada.
No comments:
Post a Comment