Pages

Saturday 9 November 2013

PERINGATAN HARI PAHLAWAN: SIAPAKAH PAHLAWAN SAAT INI?

Oleh: Dedet Zelthauzallam
Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati hari pahlawan. Ini dimaksud sebagai bentuk penghargaan kepada para pejuang di seluruh penjuru nusantara, khususnya di Surabaya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Saat itu, tepatnya tanggal 10 November 2013, Inggris ingin merebut kembali Indonesia yang sudah memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.
“Sekali Merdeka Tetap Merdeka” sebagai semboyan para pahlawan dalam mengusir para prajurit Inggris yang mau merebut kemerdekaan Indonesia. Bung Tomo melalui pidatonya yang berapi-api berhasil membangkitkan semangat para pejuang Indonesia untuk melawan dan mengusir penjajah di negeri ini. Keberhasilan Bung Tomo dalam menggerahkan para pejuang itulah yang menyebabkan Surabaya dijuluki sebagai kota pahlawan. Surabaya menjadi saksi bisu perjuangan para pahlawan yang penuh dengan pengorbanan, baik nyawa maupun materil.
Para pahlawan sebelum dan sesudah kemerdekaan memang para pahlawan yang bekerja tanpa pamrih. Ini sangat berbeda dengan zaman sekarang ini. Kita bingung siapa yang bisa kita sebut sebagai pahlawan, karena terlalu banyak masalah yang menimpa para pemimpin di negeri ini.
Arti dari kata pahlawan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang pemberani dalam mengorbankan jiwa dan raga untuk membela kebenaran. Apakah ada sosok pemimpin negeri ini yang bisa masuk kriteria seperti itu? Mungkin ada tetapi sudah langka bagaikan gajah sumatera.
Lalu, siapakah yang pantas kita sebut sebagai pahlawan? Apakah ada sosok seperti Soekarno, Hatta, Syahrir, Tan Malaka, Bung Tomo, Jenderal Sudirman dan lainnya? Ini merupakan pertanyaan yang harus dijawab oleh semua masyarakat Indonesia. Cara menjawabnya adalah kita harus memiliki karakter seperti para pahlawan yang disebutkan tersebut atau kalau bisa kita harus melampuinya.
Krisis generasi saat ini harus menjadi tanggung jawab dan pelajaran bagi pemuda Indonesia. Pemuda Indonesia harus lebih menengok sejarah masa lampau dan melihat bagaimana perjuangan para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan. Pemuda Indonesia tidak boleh terlena dengan keadaan yang ada saat ini. Jas Merah yang dikatakan oleh Bapak Proklamator harus tetap diingat, supaya pemuda Indonesia memiliki sikap nasionalisme yang tinggi, bukan hanya slogan semata.
Pemuda Indonesia saat ini harus memiliki komitmen yang kuat dalam mencatat sejarah dan meneruskan cita-cita para pahlawan kita. Nyawa para pahlawan di masa lalu akan bisa kita gantikan dengan cara kita mengisi kemerdekaan ini dengan cara kita memajukan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berdikari dan menjadi salah satu negara terpandang di dunia.
Melalui peringatan hari pahlawan ini, semua masyarakat khususnya para pemimpin negeri ini harus bisa berubah dan sadar, sehingga korupsi yang kerap menimpa para pamangku jabatan bisa diminimalisir. Jangan hanya jadikan peringatan hari pahlawan sebagai seremonial belaka, tetapi harus lebih dari itu.

Pemimpin Indonesia saat ini akan berpikir seribu kali kalau disuruh mengorbankan nyawa demi bangsa ini, tetapi pengorbanan yang paling gampang dilakukan adalah mengorbankan kepentingan pribadinya untuk kepentingan kelompok. Hal ini memang sangat sederhana tetapi kalau semua pemimpin melakukannya, penulis yakin akan bisa membuat negeri ini akan menjadi lebih baik. pemimpin yang mau mengorbankan kepentingan pribadinya inilah yang bisa sebut sebagai pahlawan saat ini.

No comments:

Post a Comment