Oleh: Dedet Zelthauzallam
Setiap
tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati hari pahlawan. Ini dimaksud
sebagai bentuk penghargaan kepada para pejuang di seluruh penjuru nusantara,
khususnya di Surabaya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Saat itu, tepatnya
tanggal 10 November 2013, Inggris ingin merebut kembali Indonesia yang sudah
memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.
“Sekali
Merdeka Tetap Merdeka” sebagai semboyan para pahlawan dalam mengusir
para prajurit Inggris yang mau merebut kemerdekaan Indonesia. Bung Tomo melalui
pidatonya yang berapi-api berhasil membangkitkan semangat para pejuang
Indonesia untuk melawan dan mengusir penjajah di negeri ini. Keberhasilan Bung
Tomo dalam menggerahkan para pejuang itulah yang menyebabkan Surabaya dijuluki
sebagai kota pahlawan. Surabaya menjadi saksi bisu perjuangan para pahlawan
yang penuh dengan pengorbanan, baik nyawa maupun materil.
Para
pahlawan sebelum dan sesudah kemerdekaan memang para pahlawan yang bekerja
tanpa pamrih. Ini sangat berbeda dengan zaman sekarang ini. Kita bingung siapa
yang bisa kita sebut sebagai pahlawan, karena terlalu banyak masalah yang
menimpa para pemimpin di negeri ini.
Arti
dari kata pahlawan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang
pemberani dalam mengorbankan jiwa dan raga untuk membela kebenaran. Apakah ada
sosok pemimpin negeri ini yang bisa masuk kriteria seperti itu? Mungkin ada
tetapi sudah langka bagaikan gajah sumatera.
Lalu,
siapakah yang pantas kita sebut sebagai pahlawan? Apakah ada sosok seperti
Soekarno, Hatta, Syahrir, Tan Malaka, Bung Tomo, Jenderal Sudirman dan lainnya?
Ini merupakan pertanyaan yang harus dijawab oleh semua masyarakat Indonesia. Cara
menjawabnya adalah kita harus memiliki karakter seperti para pahlawan yang
disebutkan tersebut atau kalau bisa kita harus melampuinya.
Krisis
generasi saat ini harus menjadi tanggung jawab dan pelajaran bagi pemuda
Indonesia. Pemuda Indonesia harus lebih menengok sejarah masa lampau dan
melihat bagaimana perjuangan para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Pemuda Indonesia tidak boleh terlena dengan keadaan yang ada saat ini. Jas
Merah yang dikatakan oleh Bapak Proklamator harus tetap diingat, supaya pemuda
Indonesia memiliki sikap nasionalisme yang tinggi, bukan hanya slogan semata.
Pemuda
Indonesia saat ini harus memiliki komitmen yang kuat dalam mencatat sejarah dan
meneruskan cita-cita para pahlawan kita. Nyawa para pahlawan di masa lalu akan
bisa kita gantikan dengan cara kita mengisi kemerdekaan ini dengan cara kita
memajukan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berdikari dan menjadi salah satu
negara terpandang di dunia.
Melalui
peringatan hari pahlawan ini, semua masyarakat khususnya para pemimpin negeri
ini harus bisa berubah dan sadar, sehingga korupsi yang kerap menimpa para
pamangku jabatan bisa diminimalisir. Jangan hanya jadikan peringatan hari pahlawan
sebagai seremonial belaka, tetapi harus lebih dari itu.
Pemimpin
Indonesia saat ini akan berpikir seribu kali kalau disuruh mengorbankan nyawa demi
bangsa ini, tetapi pengorbanan yang paling gampang dilakukan adalah mengorbankan
kepentingan pribadinya untuk kepentingan kelompok. Hal ini memang sangat
sederhana tetapi kalau semua pemimpin melakukannya, penulis yakin akan bisa
membuat negeri ini akan menjadi lebih baik. pemimpin yang mau mengorbankan kepentingan pribadinya inilah yang bisa sebut sebagai pahlawan saat ini.
No comments:
Post a Comment