Oleh: Dedet Zelthauzallam
Isu
mengenai rencana Amerika Serikat untuk menyerang Suriah semakin hari semakin
menjadi soroton dunia. Pro dan kontra mengenai rencana tersebut pun berhembus. Banyak
negara yang mengecam aksi yang akan dilakukan oleh Amerika ini, khususnya oleh
para sekutu Suriah. Rusia, Cina dan Iran secara tegas menentang aksi militer
yang akan dilakukan oleh negeri Paman Sam ini. Para sekutu suriah ini
menyatakan konflik yang terjadi di Suriah tidak bisa diselesaikan melalui jalur
militer/kekerasan.
Meskipun mendapat kecaman dari negara lain,
Amerika tetap bersikukuh akan melakukan penyerangan untuk menjatuhkan Presiden
Bashar Al-Asad. Amerika mengklaim Assad sudah menggunakan senjata kimia dalam
melawan oposisi. Namun penggunaan senjata kimia itu dibantah oleh rezim Assad.
Assad dengan tegas menyatakan tidak menggunakan senjata kimia, yang
menggunakannya adalah para pemberontak. Assad malah mengatakan ini hanya cara
dari Amerika Serikat untuk menggandu domba.
Penyerangan
Amerika Serikat ke Suriah sebenarnya belum mendapatkan restu dari parlemen. Tetapi
meskipun belum mendapatkan persetujuan, Presiden Obama menyatakan akan
secepatnya menyerang Suriah. Obama sangat berharap parlemen setuju dengan
rencananya.
Memang
penyerangan Gedung Putih ke Suriah untuk menjatuhkan Assad sudah terpendam sejak
lama. Tetapi negeri Paman Sam ini selalu tidak mendapatkan setuju dari DK PBB,
karena Cina dan Rusia menolaknya. Inilah alasan Amerika tidak mau meminta restu
dari PBB, karena ambisinya akan terbendung oleh Cina dan Rusia.
Saat
ini, Amerika masih mencari teman untuk menyerang Suriah. Hanya Prancislah
sekutu yang masih berpeluang untuk membantu Amerika Serikat, karena Inggris
tidak mendapatkan dukungan dari parlemen. Prancis pun masih belum mendapatkan
restu dari parlemen.
Apabila
rencana negeri Paman Sam untuk menyerang Suriah benar, maka ditakutkan akan
berdampak besar. Ini disebabkan karena Iran selaku sekutu Suriah sangat
mengecam dan malah mengancam balik akan menyerang Israel. Apabila benar terjadi
pasti akan menjadi sebuah peperangan yang luar biasa. Dan tidak dipungkiri,
Rusia dan Cina akan membantu rezim Assad.
Dampak
yang luas inilah yang perlu dipikirkan oleh Amerika Serikat. Negeri super power ini jangan terbawa emosi dan
ambisi yang besar dalam menghadapi rezim Assad. Banyak kalangan menyatakan
bahwa ini hanya akal-akalan dari Amerika untuk menguasai Suriah. Penggunaan senjata
kimia hanya permainan Amerika. Misi penyerangan ke Suriah tidak akan jauh
berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Amerika pada Irak. Hal seperti inilah
yang ditakutkan, jangan sampai Suriah sama seperti Irak. Lihat bagaimana Irak
saat ini, negeri yang kaya minyak malah sekarang ini menjadi negeri yang
dihantui masalah yang bertubi-tubi. Ini tidak lain disebabkan oleh kerakusan
negeri Paman Sam.
Amerika
sebagai negeri yang bisa dikatakan terkuat saat ini harus lebih berpikir untuk
negara lain. Misi kemanusian yang dibawa Amerika malah hanya menjadi pembenar
saja. Mengatas namakan kemanusian malah menjadi jargon yang bertolak belakang dengan
apa yang akan dilakukan Amerika. Banyak orang yang akan terkena dampak buruk
terhadap aksi militer ke Suriah. Indonesia salah satu yang akan terkena
dampaknya. Dampak yang paling utama untuk Indonesia adalah naiknya harga minyak
dunia. Suplai minyak akan terganggu akibat serangan rezim Obama ke rezim Assad.
Ini akan membuat harga minyak akan melambung.
Jadi
bisa dikatakan bahwa rencana aksi militer yang akan dilakukan Amerika lebih
baik tidak dilakukan. Mengingat dampak yang luas akan dirasakan dunia
intenasioanal. Apalagi saat ini krisis sedang melanda. Krisis saat ini akan
tambah mencekam ketika Amerika melakukan penyerangan. Lebih baik negeri Paman
Sam melakukan tindakan diplomatik untuk mengatasi konflik Suriah. Hal ini malah
akan menjadi solusi yang terbaik bagi Surihah dan dunia internasional.
No comments:
Post a Comment